lJenis ayam asal Malaysia, Serama, beraksi dalam Kontes Ayam Terkecil Sedunia, Minggu (16/1/2011), di WTC Mangga Dua, Jakarta.
Berawal dari hobi memelihara ayam serama, Akmal Pasya (28), PNS PU Bina Marga Provinsi Sumsel, menghasilkan pendapatan menggiurkan. Ia mengaku satu bulannya bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp 20 juta.
"Pendapatan dari beternak ayam serama ini mencapai Rp 15 juta hingga Rp 20 juta dari penjualan ayam anakan, remaja, dan indukan," ujarnya kepada Tribun. Namun, menurutnya, harga tersebut dapat berubah, tergantung kualitas ayam serama yang dijual.
Saat ini, dari pendapatannya tersebut, sebagian hasilnya ditabung. Sedangkan sebagian lainnya ia belikan ayam serama impor untuk dijadikan indukan.
Akmal menceritakan, awalnya ia kesulitan memelihara ayam serama karena telur yang tidak menetas dan beberapa induk yang mati. Seiring waktu, sejak ia beternak dari tahun 2007, ia sudah tahu bagaimana cara beternak ayam serama yang merupakan jenis ayam terkecil di dunia.
Kecintaannya pada ayam serama merupakan ketidaksengajaan saat menjelajah dunia maya. Ia mencari ayam hias melalui alat pencari otomatis, yakni Google. Kemudian, menemukan situs web ayam serama yang membuatnya jatuh cinta hingga saat ini. "Ayam serama itu sangat unik, bentuknya kecil dengan dada yang membusung seperti seorang prajurit dan inilah yang membuat saya menyenanginya," jelasnya.
Sedangkan Didie (30), karyawan Bank Pundi Baturaja, menuturkan, ia sudah tiga tahun hobi memelihara ayam serama. Ia beralasan, tingkah laku ayam serama yang lucu dan bentuknya yang unik dapat mengurangi stres. "Ayam serama ini memang lain dari ayam lain. Karena bagi saya ayam ini membawa hoki yang luar biasa," ujarnya pada Tribun.
Selain itu, menurutnya, karena ayam tersebut, ia bisa memiliki banyak teman dari berbagai kota sehingga ia memiliki banyak relasi dari berbagai latar belakang yang berbeda.
Pendapatan dari memelihara ayam ini, menurut Didie, cukup besar. Sebab, anak ayamnya saja yang berumur tiga minggu senilai tablet Galaxy Tab. "Nah bukankah itu sebagian dari hoki atau rezeki," ujarnya. Namun, untuk saat ini, Didie mengaku hanya sebatas hobi memelihara ayam serama, tidak dijadikan bisnis ternak.
Menurut Didie, memelihara ayam serama tidaklah susah, sama seperti memelihara ayam kampung. Namun, perlu perawatan ekstra, yakni dari kebersihan kandang sampai pakan yang diberikan. Selain itu, saat musim hujan, ayam harus ekstra dirawat karena rawan terkena penyakit.
"Pendapatan dari beternak ayam serama ini mencapai Rp 15 juta hingga Rp 20 juta dari penjualan ayam anakan, remaja, dan indukan," ujarnya kepada Tribun. Namun, menurutnya, harga tersebut dapat berubah, tergantung kualitas ayam serama yang dijual.
Saat ini, dari pendapatannya tersebut, sebagian hasilnya ditabung. Sedangkan sebagian lainnya ia belikan ayam serama impor untuk dijadikan indukan.
Akmal menceritakan, awalnya ia kesulitan memelihara ayam serama karena telur yang tidak menetas dan beberapa induk yang mati. Seiring waktu, sejak ia beternak dari tahun 2007, ia sudah tahu bagaimana cara beternak ayam serama yang merupakan jenis ayam terkecil di dunia.
Kecintaannya pada ayam serama merupakan ketidaksengajaan saat menjelajah dunia maya. Ia mencari ayam hias melalui alat pencari otomatis, yakni Google. Kemudian, menemukan situs web ayam serama yang membuatnya jatuh cinta hingga saat ini. "Ayam serama itu sangat unik, bentuknya kecil dengan dada yang membusung seperti seorang prajurit dan inilah yang membuat saya menyenanginya," jelasnya.
Sedangkan Didie (30), karyawan Bank Pundi Baturaja, menuturkan, ia sudah tiga tahun hobi memelihara ayam serama. Ia beralasan, tingkah laku ayam serama yang lucu dan bentuknya yang unik dapat mengurangi stres. "Ayam serama ini memang lain dari ayam lain. Karena bagi saya ayam ini membawa hoki yang luar biasa," ujarnya pada Tribun.
Selain itu, menurutnya, karena ayam tersebut, ia bisa memiliki banyak teman dari berbagai kota sehingga ia memiliki banyak relasi dari berbagai latar belakang yang berbeda.
Pendapatan dari memelihara ayam ini, menurut Didie, cukup besar. Sebab, anak ayamnya saja yang berumur tiga minggu senilai tablet Galaxy Tab. "Nah bukankah itu sebagian dari hoki atau rezeki," ujarnya. Namun, untuk saat ini, Didie mengaku hanya sebatas hobi memelihara ayam serama, tidak dijadikan bisnis ternak.
Menurut Didie, memelihara ayam serama tidaklah susah, sama seperti memelihara ayam kampung. Namun, perlu perawatan ekstra, yakni dari kebersihan kandang sampai pakan yang diberikan. Selain itu, saat musim hujan, ayam harus ekstra dirawat karena rawan terkena penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar