Sabtu, 25 Agustus 2012

Resiko Menggunakan Saluran Distribusi Toko pengecer dan Toko Grosir Bersamaan

cara memilih saluran distribusi barang yang tepat

Saluran distribusi secara garis besar meliputi Pengecer dan Grosir ( Distributor, Agen Dll), Dimana Grosir akan mendistribusikan lagi barang ketoko pengecer, Dari toko pengecer barulah barang sampai kekonsumen. Pada dasarnya, produsen pakaian jadi bisa menggunakan saluran distribusi yang mana saja, atau bahkan secara
bersamaan, Namun produsen harus memilih Strategi distribusi
barang yang tepat agar biaya operasional minim. Jika produsen menggunakan 2 saluran distribusi diatas secara bersamaan, Bahkan dalam cakupan wilayah yang sama, dalam jangka panjang tidak begitu baik untuk produsen, atau bahkan dalam jangka waktu menengahpun tidak akan baik. Kenapa?

Sebelumnya mari kita membahas mengenei naluri seorang penjual, Dimana penjual akan selalu berusaha mengejar omset setinggi-tingginya guna mendapat keuntungan yang optimal dan hal ini wajar, Baik penjual perorangan, Toko Pengecer maupun Toko grosir. Guna mendapatkan omset tinggi, penjual akan selalu mencari peluang dimanapun tempat yang bisa memberi omset yang menguntungkan. Dan mungkin akan terjadi toko grosir menawarkan ketoko pengecer yang sudah kerja sama dengan produsen langsung, atau toko pengecer akan datang ketoko grosir. Jika hal ini terjadi, berarti sudah terjadi persaigan antara toko grosir dengan produsen untuk toko pengecer yang sama. Dalam jangka menengah atau panjang produsen akan kehilangan power atau kekuatan untuk  produk milik produsen.

Kenapa hal diatas bisa terjadi?
Menurut Saudara, kira-kira margin rata-rata produk pakaian untuk toko pengecer dan toko grosir berapa? Menurut yang saya ketahui, rata-rata margin untuk toko pengecer produk pakaian 30%, Dan untuk toko grosir margin rata-rata 45%. Jika toko grosir menawarkan margin rata-rata diatas 30% besar kemungkinan toko pengecer akan berpindah ketoko grosir bersangkutan. Sebetulnya yang jadi permasalahan bukan sekedar perpindahan order dari produsen ketoko grosir, tapi ada beberapa kerugian lainnya, kerugian itu berupa: 
  1. Berkurangnya toko pengecer, sedangkan untuk jangka pendek biaya penjualan tetap. Dan tidak menutup kemungkinan akan keluar biaya exstra untuk expansi toko.
  2. Karena toko pengecer sudah dipegang toko grosir, power atau kekuatan dalam penentuan kebijakan transaksi terhadap toko grosir akan berkurang.
  3. Karena power kita lemah dalam penerapan kebijakan terhadap toko grosir, disaat daya saing produk melemah, kadang akan muncul permintaan dari toko grosir yang jika dipenuhi akan mengurangi  keuntungan produsen, Dan yang lebih parah, jika tidak dipenuhi toko grosir akan memutuskan kerjasama untuk beralih keproduk yang lebih memberi keuntungan.
  4. Jika toko grosir memutuskan kerjasama, maka tidak mudah bagi produsen untuk masuk kembali ketoko pengecer lama, karena toko pengecer tersebut sudah terbiasa mendapat diskon besar dari toko grosir untuk produk yang sama, bagi toko pengecer, merubah margin barang masuk akan berdampak pada perubahahan kebijakan penjualan kepada konsumen, dan hal ini tidak mudah dilakuka
Lalu bagaimana dengan strategi distribusi menggunakan  Saluran distribusi sistem keagenan dengan proteksi area yang sudah banyak dijalankan produsen muslim (busana muslim, jilbab dan asesorisnya) saat ini?

ARTIKEL LAIN
Marketing dan Penjualan G+
Strategi distribusi dengan biaya operasional minim
Sistem keagenan untuk busana muslim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar