Minggu, 07 Oktober 2012

Perbedaan Penjualan Putus bantu dan Semi konsinyasi


+bedanya transaksi penjualan semi konsinyasi dan penjualan putus bantu
Mungkin beberapa dari kita sudah pernah atau bahkan sering mendengar kata  Penjualan semi konsinyasi dan atau Penjualan putus bantu, Dari beberapa orang mengatakan keduanya sama, dengan alasan keduanya sama- sama bisa retur.  Tapi kalau kita masuk lebih dalam pada kedua transaksi diatas, Kita akan bisa membedakannya. Pada artikel ini saya akan membahas perbedaan kedua transaksi diatas justru
dari hal yang dianggap menjadi persamaan, Yaitu sama- sama bisa retur. Dan saya juga akan membedakan dari  pembayaran serta cara order .


 Berikut beberapa perbedaan penjualan semi konsinyasi dan penjualan putus bantu :

1)      Dari dasar jumlah retur: Pada transaksi putus bantu, Jumlah retur dilakukan pembatasan dalam bentuk persentase, Misal retur maksimal 25% dari jumlah nominal nota yang akan dibayar. Sedangkan pada transaksi penjualan semi konsinyasi  pembatasan retur bukan dengan persentase tertentu, Tapi sisa stok barang untuk nota tabggal pengiriman tertentu. Jadi dalam transaksi penjualan semi konsinyasi retur  tidak ada pembatasan jumlah.
2) Dari dasar jumlah item yang diretur : Pada transaksi putus bantu, Kadang jumlah retur peritemnya mengisyaratkan ketentuan tertentu, Misal item AA order 6pcs, Jika untuk item AA stok masih minimal 3 pcs bisa diretur, tapi jika stok untuk item AA Cuma 2pcs tidak bisa diretur. Sedangkan untuk transaksi semi  konsinyasi sebagian besar sisa stok bisa diretur berapapun jumlahnya.
3)   Pembayaran atas nominal nota pengiriman awal : Pada transaksi putus bantu, pembayaran atas nota pengiriman awal bisa langsung dipotong retur sesuai ketentuan dalam perjanjian, Sedangkan untuk pemotongan retur atas pembayaran pada transaksi semi konsinyasi bisa dilakukan pada saat retur sudah dilkukan, Yaitu setelah barang berada ditoko untuk jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan, Jadi pada transaksi penjualan semi konsinyasi, pembayaran untuk nota pengiriman pertama  bisa dikatakan penuh.
4)     Cara order barang : Pada penjualan putus bantu rata- rata dengan melihat sampel produk atau catalog. Hal ini karena fihak took sebagai pengorder akan menanggung resiko kerugian atas produk tidak laku. Pada penjualan semi konsinyasi untuk order rata- rata dilakukan dengan open order, Jadi untuk setiap ada produk model baru akan dikirim.

Demikian artikel perbedaan antara transaksi penjualan putus bantu dengan transaksi semi konsinyasi berdasarkan retur barang, pembayaran dan ordernya. Kritik, Saran, dan info pengalaman lapangan  yang lain selalu saya nantikan untuk memperkaya pengetahuan ldan perbaikan pada artikel- artikel selanjutnya. Terima kasih dan semogo artikel ini bermanfaat.

Marketing dan penjualan di G+

Tidak ada komentar:

Posting Komentar