Asalasah ~ Bayi yang mengkonsumsi susu formula akan menjadi lebih gemuk dan berisiko terkena penyakit kronis ketika mereka tumbuh dewasa. Peneliti dari Universitas California mengungkapkan, bayi yang mengkonsumsi susu formula akan tumbuh lebih cepat--bahkan terlalu cepat--dibandingkan dengan bayi yang mengkonsumsi ASI.
“Tentu saja, setiap orang tua ingin bayinya tumbuh dengan cepat. Namun, tumbuh terlalu cepat bukanlah suatu hal yang baik,” ujar Carolyn Slupsky, kepala penelitian ini, seperti dikutip laman Daily Mail, Senin, 12 Agustus 2013.
Penelitian ini dilakukan pada 10 ekor monyet rhesus. Monyet jenis ini merupakan hewan yang memiliki kekerabatan terdekat dengan manusia. Selama tiga bulan, lima ekor monyet diberi susu formula, sedangkan lima ekor lainnya diberi ASI.
Hanya dalam waktu empat minggu, bayi monyet yang diberi susu formula akan jauh lebih besar dibandingkan dengan bayi monyet yang diberi ASI. Slupsky mengatakan, ini terjadi karena kelebihan protein dalam kandungan susu formula.
ASI mengandung sekitar 8 persen protein, sedangkan susu formula dalam penelitian ini mengandung 11,6 persen protein. Sementara itu, susu formula yang biasa dikonsumsi bayi mengandung 18,3 persen protein.
Temuan kami mendukung pendapat bahwa asupan gizi bayi pada awal pertumbuhan akan mempengaruhi pola makan dan perkembangan penyakit metabolik pada kemudian hari.
Oleh sebab itu, Slupsky menyarankan ada baiknya susu formula dibuat lebih mirip dengan ASI. Meskipun demikian, sumber nutrisi dalam ASI tidak akan bisa diduplikasi.
“Tentu saja, setiap orang tua ingin bayinya tumbuh dengan cepat. Namun, tumbuh terlalu cepat bukanlah suatu hal yang baik,” ujar Carolyn Slupsky, kepala penelitian ini, seperti dikutip laman Daily Mail, Senin, 12 Agustus 2013.
Penelitian ini dilakukan pada 10 ekor monyet rhesus. Monyet jenis ini merupakan hewan yang memiliki kekerabatan terdekat dengan manusia. Selama tiga bulan, lima ekor monyet diberi susu formula, sedangkan lima ekor lainnya diberi ASI.
Hanya dalam waktu empat minggu, bayi monyet yang diberi susu formula akan jauh lebih besar dibandingkan dengan bayi monyet yang diberi ASI. Slupsky mengatakan, ini terjadi karena kelebihan protein dalam kandungan susu formula.
ASI mengandung sekitar 8 persen protein, sedangkan susu formula dalam penelitian ini mengandung 11,6 persen protein. Sementara itu, susu formula yang biasa dikonsumsi bayi mengandung 18,3 persen protein.
Temuan kami mendukung pendapat bahwa asupan gizi bayi pada awal pertumbuhan akan mempengaruhi pola makan dan perkembangan penyakit metabolik pada kemudian hari.
Oleh sebab itu, Slupsky menyarankan ada baiknya susu formula dibuat lebih mirip dengan ASI. Meskipun demikian, sumber nutrisi dalam ASI tidak akan bisa diduplikasi.
Baca Juga:
- Cara Murah Agar Dapat Nyetir Mobil Mewah
- 7 Pasar Properti Berbiaya Ekstra Termahal di Dunia!
- Terlalu Nyaman, Google Bikin Karyawannya Ogah Pulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar