Kamis, 22 Agustus 2013

Terrnyata Curhat Malah Bikin Tambah Stres

Penelitian: Curhat Malah Bikin Tambah Stres
Asalasah ~ Adakalanya saat berada dalam kondisi stres, orang cenderung mendatangi rekan untuk mencari pertolongan atau sekedar berbagi keluh kesah. Namun, sebuah studi baru menyimpulkan bahwa hal itu tidak selalu membantu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di saat orang yang semula baik-baik saja namun kemudian mengalami kemunduran akibat tekanan. Biasanya mereka akan merasa kurang puas terhadap keadaan tersebut ketika mereka telah berbagi keluh kesah kepada rekannya.

"Bercerita tentang tekanan yang dihadapi kepada teman, bukan merupakan strategi yang efektif untuk siapa pun yang mencoba untuk mengatasi stres sehari-hari. Hal itu berlaku bagi siapapun yang memiliki kecenderungan perfeksionis atau tidak," kata psikolog sosial Brad J. Bushman, Ohio State University. "Penelitian jelas menunjukkan bahwa bercerita atau berbagi kepada teman justru meningkatkan stres," kata Bushman.

Studi ini menemukan, ada tiga strategi lain yang efektif bagi orang yang sedang stres yaitu: penerimaan, humor dan positif reframing, yang berarti mencari sesuatu yang baik selain dari stres.

"Tidak ada gunanya merenungkan tentang kegagalan, kemunduran, maupun sesutau yang menyeret seseorang terjatuh," kata penulis studi Dr Joachim Stoeber, seorang psikolog di University of Kent di Inggris. "Sebaliknya, akan lebih bermanfaat untuk mencoba menerima apa yang terjadi, mencari aspek positif dan mencari sesuatu yang bisa menimbulkan tawa."

Penelitian ini melibatkan 149 responden siswa Kent dengan sifat perfeksionis. Para responden menyelesaikan catatan laporan harian selama tiga sampai 14 hari. Mereka mencatat kegagalan yang paling mengganggu yang dialami setiap hari. Kemudian mereka juga diminta untuk menuliskan strategi apa yang digunakan untuk mengatasi kegagalan dan seberapa puas yang dirasakan pada akhirnya. Strategi yang termasuk mereka gunakan yaitu, dukungan sosial, penolakan, agama, berbagi dengan teman, penggunaan narkoba, menyalahkan diri sendiri dan menarik diri.

Dari jumlah tersebut, para peneliti menemukan bahwa penggunaan strategi-strategi tersebut justru membuat mereka merasa lebih buruk, bukannya lebih baik. Semakin banyak siswa menggunakan strategi ini untuk mengatasi, namun pada akhirnya mereka akan merasa kurang puas sendiri.

Sebaliknya, studi menemukan, semakin banyak siswa yang menggunakan reframing positif, penerimaan dan humor, semakin baik pada akhirnya yang mereka rasakan.

Stoeber mencatat, fokus penelitian pada orang-orang yang memiliki kepribadian perfeksionis karena mereka umumnya kurang puas jika dibandingkan dengan orang lain, ketika mereka sedang mengalami kemunduran.

"Temuan bahwa reframing positif sangat membantu bagi siswa yang perfeksionis akan sangat penting karena menunjukkan bahwa bahkan orang-orang yang perfeksionis, yang memiliki kecenderungan untuk tidak puas dan tidak peduli dengan apa yang mereka capai, dapat mengalami tingkat kepuasan yang tinggi jika mereka menggunakan reframing positif ketika berhadapan dengan kegagalan, "kata Stoeber.

Fakta bahwa berbagi cerita dengan teman adalah cara yang gagal untuk mengatasi kegagalan mungkin tampak berlawanan dengan mereka yang telah diajarkan untuk berbagi perasaan negatif mereka dengan tujuan agar merasa lebih lega. Tapi hal itu justru benar-benar menciptakan lebih banyak stres "karena itu membuat tingkat gairah, pikiran agresif meningkat akan aktif di memori, dan menghidupkan perasaan marah," kata Bushman.

"Orang mengatakan bahwa berbagi cerita dengan teman terasa baik, tapi perasaan yang baik justru tidak berlangsung. Itu hanya memperkuat impuls agresif," kata Bushman kepada MyHealthNewsDaily.

Dia mengatakan kemarahan sering mendahului agresi dan berbagi cerita dengan teman akan menimbulkan perilaku agresif, baik kepada sesama maupun benda mati. Alasan adanya pelampiasan mungkin dikaitkan dengan penyebab evolusi agresi pada manusia.

Stoeber mengatakan bahwa rekomendasi akan menolong siapapun yang mencoba untuk mengatasi kegagalan agar menemukan aspek positif dan memandang positif apapun yang dihadapi, serta lebih fokus pada apa yang telah dicapai.

Berbagi cerita ke teman benar-benar dapat membuat perasaan lebih buruk tentang kegagalan atau kemunduran.

Baca Juga:  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar