Asalasah ~ National Technology Officer Microsoft Indonesia, Tony Seno Hartono mengatakan, alasan perusahaannya mengakuisisi Nokia, salah satunya untuk memperkuat sisi perangkat dan layanan komputasi awan (cloud). Ia menyebutkan, di masa mendatang, tren dunia menuju empat mega tren, yaitu cloud, Bring Your Own Device (BYOD), big data, dan enterprise social networking.
Karena itu, Microsoft merasa perlu tindakan strategi untuk memperkuat perangkat dengan cara mengakuisisi Nokia. "Kami melihat suatu portfolio yang belum ada, yaitu smartphone," kata Tony di Jakarta, Rabu 4 September 2013. Akuisisi terhadap Nokia, katanya, sudah direncanakan sejak jauh hari.
Tony menyebutkan, Microsoft ingin membuat sistem pengoperasian dengan tampilan yang sama baik di komputer maupun ponsel pintar. "Orang pelan-pelan menuju natural user interface yang nyaman di tangan," ujarnya.
Ketika ditanya apakah sistem pengoperasian Symbian pada Nokia akan ditinggalkan atau tidak, Tony tak mau banyak berkomentar. "Saya tidak berhak menjawab, tapi kalau melihat ke masa depan trennya adalah antara komputer dan ponsel sistem pengoperasiannya sama," kata dia.
Tony memastikan Microsoft tidak akan membuat sistem pengoperasian ekslusif bagi perangkat tertentu seperti yang dilakukan oleh Apple dengan sistem operasi iOS. "Kami percaya dengan pengoperasian antar-perangkat untuk melayani pasar dengan berbagai macam kebutuhan," ujarnya.
Dia menegaskan, konsep ini untuk menumbuhkan kerja sama yang baik dengan mitra. "Tidak akan eksklusif, dan akan tetap bekerja sama dengan vendor yang sudah ada," katanya.
Sebelumnya, Microsoft Inc mengakuisisi unit bisnis ponsel dan jasa milik Nokia senilai US$ 71,1 miliar atau Rp 80,3 triliun. Cara tersebut dikatakan sebagai bagian dari rencana Microsoft mentransformasi bisnisnya.
Dengan mengakuisisi bisnis Nokia, Microsoft berencana menebus ketertinggalannya dalam bisnis perangkat telekomunikasi bergerak (mobile gadget). Nokia sempat menjadi raksasa ponsel dunia antara tahun 2000 hingga 2008.
Karena itu, Microsoft merasa perlu tindakan strategi untuk memperkuat perangkat dengan cara mengakuisisi Nokia. "Kami melihat suatu portfolio yang belum ada, yaitu smartphone," kata Tony di Jakarta, Rabu 4 September 2013. Akuisisi terhadap Nokia, katanya, sudah direncanakan sejak jauh hari.
Tony menyebutkan, Microsoft ingin membuat sistem pengoperasian dengan tampilan yang sama baik di komputer maupun ponsel pintar. "Orang pelan-pelan menuju natural user interface yang nyaman di tangan," ujarnya.
Ketika ditanya apakah sistem pengoperasian Symbian pada Nokia akan ditinggalkan atau tidak, Tony tak mau banyak berkomentar. "Saya tidak berhak menjawab, tapi kalau melihat ke masa depan trennya adalah antara komputer dan ponsel sistem pengoperasiannya sama," kata dia.
Tony memastikan Microsoft tidak akan membuat sistem pengoperasian ekslusif bagi perangkat tertentu seperti yang dilakukan oleh Apple dengan sistem operasi iOS. "Kami percaya dengan pengoperasian antar-perangkat untuk melayani pasar dengan berbagai macam kebutuhan," ujarnya.
Dia menegaskan, konsep ini untuk menumbuhkan kerja sama yang baik dengan mitra. "Tidak akan eksklusif, dan akan tetap bekerja sama dengan vendor yang sudah ada," katanya.
Sebelumnya, Microsoft Inc mengakuisisi unit bisnis ponsel dan jasa milik Nokia senilai US$ 71,1 miliar atau Rp 80,3 triliun. Cara tersebut dikatakan sebagai bagian dari rencana Microsoft mentransformasi bisnisnya.
Dengan mengakuisisi bisnis Nokia, Microsoft berencana menebus ketertinggalannya dalam bisnis perangkat telekomunikasi bergerak (mobile gadget). Nokia sempat menjadi raksasa ponsel dunia antara tahun 2000 hingga 2008.
Baca Juga:
- Film-Film Indonesia Yang Sukses Go Internasional
- Harga Tablet Anjlok Semakin Murah
- Naik Bus Ini Serasa Berpetualang ke Luar Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar