Sabtu, 07 September 2013

Smartphone Meningkatkan Penderita Rabun di Indonesia

Meningkat, Penderita Rabun Dekat karena Ponsel
Seorang siswa melakukan pengukuran penglihatan menggunakan kaca mata ukur saat pemeriksaan mata secara gratis di SMP 40, Surabaya (10/21). Saat ini, Indonesia berada di urutan kedua negara dengan tingkat kebutaan tertinggi di dunia. TEMPO/Fully Syafi
Asalasah ~  Masalah penglihatan yang disebabkan smartphone semakin meningkat. Seorang dokter bedah terkemuka di Inggris mengungkapkan, masalah ini terutama dialami oleh kalangan muda.

“David Allamby, pendiri Focus Clinics, sebuah klinik mata di Inggris mengungkapkan, pasien rabun dekat atau miopia meningkat hingga 35 persen sejak peluncuran pertama ponsel pintar di tahun 1997,” tulis Daily Mail, Kamis, 15 Agustus 2013. Dia memperingatkan, masalah ini bisa meningkat hingga 50 persen dalam sepuluh tahun ke depan.

Warga Inggris sendiri menghabiskan waktu rata-rata 2 jam per hari untuk menggunakan ponsel. Penggunaan ponsel yang tinggi ditambah dengan penggunaan komputer dan menonton televisi akan menempatkan anak-anak dalam risiko tinggi gangguan penglihatan secara permanen.

Penelitian baru menemukan pengguna ponsel rata-rata menempatkan ponsel mereka dengan jarak 30 cm dari mata. Bahkan, ada yang menempatkan dalam jarak hanya 18 cm. Jarak ini terbilang sangat dekat dibandingkan dengan jarak saat membaca buku atau surat kabar, yakni sekitar 40 cm dari mata.

Allamby menuturkan, “Jika hal ini terus terjadi, pada tahun 2033 mendatang, saya memprediksi sekitar 40-50 persen orang dewasa berusia 30-an akan menderita miopia sebagai akibat penggunaan ponsel mereka di masa sekarang.”

Baca Juga:  
Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2013/08/17/060505049/Meningkat-Penderita-Rabun-Dekat-karena-Ponsel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar